Selamat Datang Kawan di Arif Bahtiar Faza IKOR UNNES
Rabu, 30 Januari 2019
Sabtu, 03 Januari 2015
Artikel Konseptual
FORTIFIKASI VITAMIN A DALAM MINYAK
GORENG CURAH SEBAGAI UPAYA INTERVENSI
KURANG VITAMIN A (KVA)
Dewi Ernawati
ABSTRAK
Kurang Vitamin A
(KVA) merupakan salah satu permasalahan gizi utama di Indonesia. Pemerintah
Indonesia telah mengupayakan berbagai program untuk mengatasi kurang vitamin A
terutama pada anak-anak, antara lain melalui program suplementasi kapsul
vitamin A untuk anak balita setiap 6 bulan, penganekaragaman makanan,
pemanfaatan pekarangan, dan fortifikasi. Salah satu bahan pangan yang banyak
digunakan masyarakat dan berpeluang untuk difortifikasi adalah minyak goreng.
Minyak goreng merupakan minyak yang konsumsinya di dunia cenderung meningkat,
khususnya dikalangan masyarakat ekonomi lemah. Konsumsi minyak goreng di
Indonesia hampir seluruhnya berasal dari minyak kelapa dan minyak kelapa
sawit.Minyak kelapa sawit yang beredar di pasaran terbagi menjadi dua jenis,
yaitu yang dijual dengan merk (brand)
dan tidak (curah). Sekitar 70-75%
minyak goreng yang diproduksi dan beredar di Indonesia adalah minyak curah.
Selain itu, 77,5% rumah tangga di Indonesia menggunakan minyak curah untuk
menggoreng. Masyarakat lebih memilih untuk membeli minyak goreng curah karena
harganya yang lebih murah. Atas dasar pertimbangan tersebut maka minyak goreng
curah sangat berpeluang untuk difortifikasi dengan vitamin A.
Kata Kunci : Fortifikasi, Minyak Goreng Curah,
Intervensi, Kurang Vitamin A (KVA)
PENDAHULUAN
Meskipun
Indonesia dinyatakan telah bebas dari Xerofthalmia,
namun Indonesia masih harus menghadapi masalah Kurang Vitamin A (KVA) terutama
bagi kelompok yang rentan seperti anak balita dan ibu hamil (Achadi dkk
2010:256). Kurang Vitamin A akan mempengaruhi berbagai fungsi penting tubuh,
antara lain sistem imunitas, penglihatan, sistem reproduksi dan pembelahan sel.Pemerintah
Indonesia telah mengupayakan berbagai program untuk mengatasi kurang vitamin A
terutama pada anak-anak, antara lain melalui program suplementasi kapsul
vitamin A untuk anak balita setiap 6 bulan, penganekaragaman makanan,
pemanfaatan pekarangan, dan fortifikasi(Achadi dkk 2010:256).
Dari
berbagai program tersebut khususnya suplementasi kapsul vitamin A telah
berhasil membuat Indonesia bebas dari Xerofthalmia
dan menurunkan kematian anak. Namun, selain dampak positif, program
suplementasi vitamin A memperlihatkan berbagai implikasi yang dapat mengancam
kelestarian program. Pertama, suplementasi memerlukan kesinambungan pengadaan dan penyelenggaraan. Kedua,
suplementasi merupakan program yang cukup mahal. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan perkuatan program laindan yang bersifat jangka panjang mengingat
perubahan pola konsumsi merupakan program jangka panjang. Namun, hal tersebut
tidak mudah dilaksanakan, bukan saja karena perubahan perilaku merupakan proses
yang lama, tetapi juga karena makanan yang kaya vitamin A tergolong mahal. Kini
pemerintah Indonesia mempertimbangkan fortifikasi vitamin A di dalam bahan makanan
karena dianggap lebih efektif daripada
suplementasi(Achadi dkk 2010:256).
Produk
pangan yang difortifikasi harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
pertama, banyak dikonsumsi oleh masyarakat khususnya masyarakat miskin. Kedua,
produsen yang memproduksi dan mengolah bahan makanan tersebut terbatas
jumlahnya, dan ketiga teknologi fortifikasi untuk makanan yang dipilih
tersedia. Selain itu, setelah difortifikasi bahan pangan tidak berubah rasa,
warna, dan konsistensinya, serta tetap aman untuk dikonsumsi dan tidak
membahayakan kesehatan (Martianto dkk 2009:83). Salah satu bahan pangan yang
banyak digunakan masyarakat dan berpeluang untuk difortifikasi adalah minyak
goreng. Minyak goreng merupakan minyak yang konsumsinya di dunia cenderung
meningkat, khususnya dikalangan masyarakat ekonomi lemah. Konsumsi minyak
goreng di Indonesia hampir seluruhnya berasal dari minyak kelapa dan minyak
kelapa sawit. Namun minyak kelapa sudak tidak lagi dipakai luas oleh masyarakat(Martianto
dkk 2009:83).
Minyak
kelapa sawit yang beredar di pasaran terbagi menjadi dua jenis, yaitu yang
dijual dengan merk (brand) dan tidak
(curah). Sekitar 70-75% minyak goreng
yang diproduksi dan beredar di Indonesia adalah minyak curah. Selain itu, 77,5%
rumah tangga di Indonesia menggunakan minyak curah untuk menggoreng. Masyarakat
lebih memilih untuk membeli minyak goreng curah karena harganya yang lebih
murah. Atas dasar pertimbangan tersebut maka minyak goreng curah sangat
berpeluang untuk difortifikasi dengan vitamin A(Martianto dkk 2009:83).
Kekurangan
vitamin A pada anak laki-laki dananak perempuan terlihat berbeda, tetapi secara
statistik tidak bermakna. Sementara itu, proporsi KVA ditemukan lebih rendah
pada anak yang berumur lebih dari 9 tahun daripada anak yang lebih muda. Hal
tersebut mungkin dapat dijelaskan sehubungan dengan status morbiditas yang
terendah pada anak yang berumur lebih dari 9 tahun(Achadi dkk 2010:260). Diasumsikan
bahwa status sosial ekonomi yang lebih baik berhubungan dengan prevalensi KVA
yang lebih rendah, karena pola makan yang lebih baik. Namun berdasarkan
penelitian, prevalensi KVA lebih rendah pada anak dengan pendidikan ibu dan
ayah yang lebih tinggi, walaupun perbedaan tersebut tidak bermakna. Kebutuhan
zat gizi pada anak menderita penyakit infeksi akan meningkat dan apabila tidak
dipenuhi akan berakibat pada penurunan status gizi. Berdasarkan penelitian
proporsi anak dengan KVA lenih tinggi pada anak yang pada bulan sebelumnya
menderita sakit, tetapi perbedaan tersebut secara statistik tidak bermakna.
Kekurangan
vitamin A sering dihubungkan dengan berbagai satus gizi yang lain, seperti KVA
dianggap faktor penyebab anemia bersama defisiensi besi, asam folat, vitamin
B12, dan penyakit infeksi kronis seperti malaria. Program fortifikasi
seharusnya menjadi program andalan untuk mengatasi masalah KVA karea telah
terbukti efektivitas di berbagai negara. Di Eropa, rata-rata 20-50 % suplai
vitamin A berasal dari makanan yang difortifikasi dengan vitamin. Fortifikasi
margarin dan makanan lainnya sudah dimulai lebih dari 7 dekade yang lalu.
Konsensus informal Technical Consultation
yang diprakarsai oleh UNICEF bekerjasama dengan MI, WHO, CIDA, dan USAID pada
bulan Desember 1997, menjanjikan bahwa fortifikasi memberikan harapan yang
besar dalam mengatasi KVA, seperti statement yang dikeluarkannya: Vitamin A fortification is a central
strategy for vitamin A(Achadi dkk 2010:261). .
PEMBAHASAN
VITAMIN A: APA DAN APA DAMPAK
KEKURANGANNYA
Vitamin A dalam Perspektif Gizi
Vitamin A adalah vitamin larut lemak
yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama generik yang
menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A karotenoid yang mempunyai
aktivitas biologik sebagai retinol (Almatsier 2001:153). Vitamin A adalah suatu
kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam lemak atau pelarut lemak. Dalam
makanan biasanya terdapat dalam bentuk ester retinil, yaitu terikat pada asam
lemak rantai panjang. Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk
ikatan kimia aktif, yaitu: retinol (bentuk alkohol), retinal (aldehida), dan
asam retinoat (bentuk asam). Retinol bila dioksidasi berubah menjadi retinal
dan retinal dapat kembali direduksi menjadi retinol. Selanjutnya, retinal dapat
dioksidasi menjadi asam retinoat(Almatsier 2001:155-156).
Vitamin
A tahan terhadap panas, cahaya, dan alkali, tetapi tidak tahan terhadap asam
dan oksidasi. Pada cara memasak biasa tidak banyak vitamin A yang hilang. Suhu
tinggi untuk menggoreng dapat merusak vitamin A, begitupun oksidasi yang
terjadi pada minyak yang tengik. Pengeringan buah di matahari dan cara
dehidrasi lain menyebabkan kehilangan sebagian dari vitamin A. Ketersediaan
biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran vitamin E dan antioksidan lain.
Bentuk
aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan nabati mengandung
karotenoid yang merupakan prekursor (provitamin) vitamin A. Di antara ratusan
karotenoid yang terdapat di alam, hanya bentuk alfa, beta, dan gama serta
kriptosantin yang berperan sebagai provitamin A. Beta- karoten adalah bentuk
provitamin A paling aktif, yang terdiri atas dua molekul retinol yang saling
berkaitan. Karotenoid terdapat di dalam kloroplas tanaman dan berperan sebagai
katalisator dalam fotosintesis yang dilakukan oleh klorofil. Oleh karena itu,
kerotenoid paling banyak terdapat dalam sayuran berwarna hijau tua(Almatsier
2001:156).
Dampak Kekurangan Vitamin A
Seperti halnya defisiensi zat gizi
mikro lainnya, defisiensi vitamin A akan berdampak pada penurunan kualitas
sumber daya manusia dan merupakan penyebab terbesar kasus morbiditas dan
mortalitas pada anak balita di beberapa negara berkembang. Selain itu,
defisiensi vitamin A dapat berdampak pada peningkatan risiko kebutaan (Dwiyanti
dkk 2013:74).
Kekurangan
(defisiensi) vitamin A terutama terdapat pada anak-anak balita. Tanda-tanda
kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai. Kekurangan vitamin A
dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi, atau kekurangan
sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan
yang meningkat, ataupun karena gnagguan pada konversi karoten menjadi vitamin
A. Kekurangan vitamin Asekunder dapat terjadi pada penderita Kurang Energi
Protein (KEP), penyakit hati, alfabeta-lipoproteinemia, atau gangguan absorpsi
karena kekurangan asam empedu. Kekurangan vitamin A banyak terdapat di
negara-negara berkembang termasuk di Indonesia, karena makanan kaya vitamin A
pada umumnya mahal harganya(Almatsier 2001:163).
1. Buta
senja
Salah satu tanda awal kekurangan vitamin A adalah buta
senja (niktalopia), yaitu ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya
terang ke cahaya samar-samar/senja, seperti memasuki kamar gelap dari kamar
terang. Konsumsi vitamin A yang tidak cukup menyebabkan simpanan dalam tubuh
menipis, sehingga kadar vitamin A darah menurun yang berakibat vitamin A tidak
cukup diperoleh retina mata untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin.
1. Perubahan
pada mata
Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan
viatmin A. Kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi
pengeringan pada selaput yang menutupi kornea. Ini diikuti oleh tanda-tanda:
atrofi kelenjar mata, keratinisasi konjungtiva (selaput yang melapisi permukaan
bagian dalam kelopak mata dan bola mata), pmburaman, peleasan sel-sel epitel
kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan pecahnay kornea. Mata terkena
infeksi, dan terjadi perdarahan. Gejala-gejala ini dalam bentuk ringan
dinamakan serosis konjungtiva, yaitu konjungtiva menjadi
kering, bercak Bitot (disebut Bitot’s
spot berdasarkan nama dokter Prancis
yang pertama menemukan), yaitu berupa bercak putih keabu-abuan pada
konjungtiva. Dalam bentuk sedang dinamakan xerosis kornea, yaitu kornea menjadi
kering dan kehilangan kejernihannya. Tahap akhir adalah keratomalasia, di mana
kornea menjadi lunak dan bisa pecahyang menyebabkan kebutaan total.
2. Infeksi
Fungsi kekebalan tubuh menurun pada kekurangan
vitamin A, sehngga mudah terserang infeksi. Di samping itu lapisan sel yang
menutupi trakea dan paru-paru mengalami keratinisasi, tidak mengeluarkan
lendir, sehingga mudah dimasuki mikroorganisme atau bakteri atau virus dan
menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Bila terjadi pada permukaan dinding
usus akan menyababkan diare. Perubahan pada permukaan saluran kemih dan kelamin
dapat menimbulkan infeksi pada ginjal dan kantung kemih, serta vagina.
Perubahan ini dapat pula meningkatkan endapan kalsium yang dapat menyebabkan
batu ginjal dan gangguan kantung kemih. Kekurangan vitamin A pada anak-anak di
samping itu dapat menyebabkan komplikasi pada campak yang dapat menyebabkan
kematian. Vitamin A dinamakan juga vitamin anti-infeksi.
3. Perubahan
pada kulit
Kulit menjadi kering dan kasar. Folikel rambut
menjadi kasar, mengeras dan mengalami keratinisasi yang dinamakan
hiperkeratosis folikular. Mula-mula terkena lengan dan paha, kemudian dapat
menyebar ke seluruh tubuh. Asam retinoat sering diusapkan ke kulit untuk
menghilangkan kerutan kulit, jerawat, dan kelainan kulit lain.
4. Gangguan
pertumbuhan
Kekurangan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel,
termasuk sel-sel tulang. Fungsi sel-sel yang membentuk email pada gigi
terganggu dan terjadi atrofi sel-sel yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah
rusak.
FORTIFIKASI VITAMIN A DALAM MINYAK
GORENG CURAH
Minyak
goreng diidentifikasi sebagai vehicle
yang dapat membawa vitamin A dengan berbagai pertimbangan. Pertama, sebagian
besar masakan Indonesia menggunakan minyak goreng yang termasuk jenis masakan
yang paling digemari di Indonesia. kedua, produksi minyak goreng kebanyakan
tersentralisasi. Ketiga, vitamin A larut dalam lemak sehingga dapat
terdistribusi secara merata dalam minyak goreng. Berbagai penelitian
menunjukkan efektivitas minyak kelapa sawit sebagai kendaraan vitamin A yang
baik.
Efektifitas
program fortifikasi minyak dengan vitamin A (minyak VITA) terhadap perubahan
status vitamin A anak sekolah harus memenuhi paling tidak dua syarat, yaitu
konsumsi dalam jumlah dan dalam waktu yang cukup lama untuk memperbaiki status
vitamin A di dalam darah. Untuk mengetahui konsumsi minyak VITA perlu diketahui
ketersediaan minyak VITA dan tingkat penggunaan dan besar konsumsi minyak VITA
tersebut di tingkat rumah tangga, sehingga dapat diperkirakan besar konsumsi
minyak per anggota rumah tangga(Achadi dkk 2010:260).
Sifat
vitamin A sangat mudah dioksidasi, terutama jika dipengaruhi oleh cahaya, sinar
matahari atau cahaya buatan. Vitamin A tidak stabil jika ada asam mineral
tetapi stabil dalam basa. Bentuk vitamin A yang ditambahkan ke dalam produk
makanan dapat mempengaruhi kestabilannya dan vitamin A dalam bentuk butiran
kecil lebih stabil daripada yang ditambahkan dalam bentuk cair. Butiran kecil
distabilkan lapisan pelindung. Jika pelindung ini rusak karena basah oleh air,
kestabilan vitamin A berkurang (Astuti dkk 2014:157).
Pada
saat proses penggorengan, minyak goreng terpapar langsung oleh oksigen.
Oksidasi terjadi karena adanya reaksi antara oksigen dari udara dengan lemak di
dalam penggorengan. Proses oksidasi dapat terjadi selama suhu kamar maupun
selama proses pengolahan menggunakan suhu tinggi. Beberapa produk dari reaksi
oksidasi akan menguap, sedangkan sisanya masih berada di dalam minyak dan bisa mempercepat oksidasi lemak
lebih lanjut. Stabilitas minyak akan menurun akibat semakin tidak jenuhnya
lemak yang terkandung, semakin lama waktu penggorengan dan semakin luasnya
permukaan yang terpapar udara.
Stabilitas
vitamin A dalam minyak goreng adalah hal yang sangat penting untuk diketahui.
Paparan suhu, cahaya, dan oksigen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
stabilitas vitamin A(Martianto dkk 2009:84). Cara penggorengan yang dilakukan
oleh masyarakat Indonesia adalah cara penggorengan biasa yang memungkinkan
minyak goreng terpapar dengan cahaya dan oksigen. Selain itu, penggorengan yang
dilakukan berulang-ulang dengan menggunakan minyak yang sama sering dilakukan
oleh masyarakat.
Perbedaan
yang nyata antara tiap penggorengan disebabkan oleh adanya proses kenaikan suhu
pada saat pemanasan minyak di setiap penggorengan. Selain itu, terjadi peurunan
suhu pada saat jeda waktu antara penggorengan kedua ke penggorengan ketiga. Kecepatan
oksidasi dipengaruhi oleh suhu. Proses turun naiknya suhu ini akan menyebabkan
minyak goreng dan komponen yang terdapat di dalamnya teroksidasi lebih cepat.
Oksidasi vitamin A akan lebih cepat terjadi karena adanya oksidasi minyak
goreng.
KONTRIBUSI VITAMIN A DARI MINYAK
FORTIFIKASI
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jenis pangan dan pengulangan penggorengan tidak
berpengaruh nyata terhadap kandungan vitamin A per 100 gram produk gorengan.
Minyak goreng curah fortifikasi memberikan kontribusi sebesar 17,87%-55,62% per
100 gram produk gorengan terhadap Angka Kecukupan Vitamin A per hari untuk anak
usia 7-9 tahun. Dari hasil penelitian terdapat kecenderungan kontribusi vitamin
A terbesar adalah pada produk goreng hasil penggorengan pertama. Hal ini
disebabkan pada penggorengan pertama vitamin A pada minyak goreng jumlahnya
lebih tinggi dari pada minyak yang digunakan pada penggorengan berikutnya
(kedua dan ketiga).
Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa lama konsumsi minyak VITA memperlihatkan
hasil yang berbeda terhadap perubahan status vitamin A. Pada kelompok yang
mengkonsumsi minyak VITA kurang dari 12 minggu, prevalensi KVA bahkan cenderung
meningkat. Pada yang mengkonsumsi lebih dari 12 minggu, prevalensi KVA
menururun hampir separuh. Selain itu dari hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa lama konsumsi minyak fortifikasi VITA ternyata membedakan perubahan kadar
vitamin A serum. Prevalensi KVA (< 20 μg) turun hampir separuhnya dari 46,9%
menjadi 26,6% pada kelompok anak yang mengkonsumsi vitamin A selama lebih dari
12 minggu, anak yang mengkonsumsi selama 12 minggu atau kurang tidak mengalami
penurunan bahkan terjadi kenaikan (dari 37,1% menjadi 45,4%)(Achadi dkk
2010:259).
KESIMPULAN
Efektifitas
program fortifikasi minyak dengan vitamin A (minyak VITA) terhadap perubahan
status vitamin A anak sekolah harus memenuhi paling tidak dua syarat, yaitu
konsumsi dalam jumlah dan dalam waktu yang cukup lama untuk memperbaiki status
vitamin A di dalam darah. Stabilitas vitamin A dalam minyak goreng adalah hal
yang sangat penting untuk diketahui. Paparan suhu, cahaya, dan oksigen
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas vitamin A. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jenis pangan dan pengulangan penggorengan tidak
berpengaruh nyata terhadap kandungan vitamin A per 100 gram produk gorengan.
Minyak goreng curah fortifikasi memberikan kontribusi sebesar 17,87%-55,62% per
100 gram produk gorengan terhadap Angka Kecukupan Vitamin A per hari untuk anak
usia 7-9 tahun. Dari hasil penelitian terdapat kecenderungan kontribusi vitamin
A terbesar adalah pada produk goreng hasil penggorengan pertama. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Endang Achadi dkk menunjukkan bahwa lama
konsumsi minyak VITA memperlihatkan hasil yang berbeda terhadap perubahan
status vitamin A. Pada kelompok yang mengkonsumsi minyak VITA kurang dari 12
minggu, prevalensi KVA bahkan cenderung meningkat. Pada yang mengkonsumsi lebih
dari 12 minggu, prevalensi KVA menururun hampir separuh.
DAFTAR PUSTAKA
Achadi, Endang dkk. 2010. Efektivitas
Program Fortifikasi Minyak Goreng dengan Vitamin A terhadap Status Gizi Anak
Sekolah di Kota Makasar. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 6: 255-261
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Astuti, Rahayu, Siti Aminah dan Agustin
Syamsianah. 2014. Komposisi Zat Gizi Tempe yang Difortifikasi Zat Besi dan
Vitamin A pada Tempe Mentah dan Matang. Agritech,
Vol. 34, No. 2: 151-159
Martianto, Drajat,Sri Anna Marliyati dan
Aini Aqsa Arafah. 2009. Retensi Vitamin A padanMinyak Goreng Curah yang
Difortifikasi Vitamin A dan Produk Gorengannya. J. Teknol. Dan Industri Pangan, Vol. XX No. 2: 83-89
Dwiyanti, Hidayah dkk. 2013. Efek Pemberian
Gula Kelapa yang Diperkaya Minyak Sawit Merah terhadap Peningkatan Berat Badan
dan Kadar Retinol Serum Tikus Defisiensi Vitamin A. Penelitian Gizi dan
Makanan, Vol. 36(1): 73-81
Jumat, 16 Mei 2014
MAKALAH KETAHANAN NASIONAL
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh
bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa
lain, karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan
kekayaan alam yang banyak. Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat
diatasi bangsa Indonesia dengan adanya tekad bersama menggalang kesatuan dan
keutuhan bangsa. Kekuatan bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Indonesia tentu
saja harus selalu didasari oleh segenap landasan baik landasan ideal,
konstitusional dan juga wawasan visional.
Landasan ini akan memberikan kekuatan konseptual filosofis
untuk merangkum, mengarahkan, dan mewarnai segenap kegiatan hidup masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan
letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan
memberikan motivasi dalam menciptakan suasana damai dan nyaman.
Istilah “ketahanan nasional” dapat
diartikan sebagai istilah khas Indonesia. Hal ini disebabkan karena ketahanan
nasional merupakan konsepsi yang dirumusan dan dikembangkan oleh bangsa
Indonesia dalam membina kehidupan nasional untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Ketahanan nasional diartikan sebagai
kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun
luar, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan
nasionalnya.
Gagasan
pokok dari ajaran ketahanan nasional adalah bahwa suatu bangsa atau negara
hanya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya manakala bangsa yang
bersangkutan memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan. Mengingat tantangan
kehidupan berbangsa dan bernegara itu bisa datang dari berbagai aspek, oleh
karena itu ketahan nasional pun harus meliputi berbagai aspek kehidupan
tersebut. Jadi konsep ketahan nasional merupakan konsep yang menyeluruh dalam
rangka mempertahankan kelangsungan hidup bangsa.
Untuk
itulah kita harus membedakan pengertian ketahanan nasional dengan pertahanan
dan keamanan nasional, karena pertahanan atau keamanan nasional hanya merupakan
salah satu aspek dari ketahanan nasiona. Denga kata lain ketahanan nasional
memiliki cakupan yang jauh lebih luas dibandingkan dengan pertahan atau
keamanan nasional.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini akan dibahas beberapa masalah,
diantaranya :
1. Apa pengertian dari ketahanan nasional ?
2. Bagaimana landasan ketahan nasional ?
3. Bagaimana pokok-pokok pikiran tentang ketahanan nasional ?
4. Bagaimana ancaman bagi negara Indonesia ?
5. Apa saja asas-asas ketahanan nasional ?
6. Apa saja ciri-ciri ketahanan nasional ?
7. Bagaimana sifat-sifat ketahanan nasional ?
8. Bagaimana kedudukan dan fungsi ketahanan nasional ?
1. Apa pengertian dari ketahanan nasional ?
2. Bagaimana landasan ketahan nasional ?
3. Bagaimana pokok-pokok pikiran tentang ketahanan nasional ?
4. Bagaimana ancaman bagi negara Indonesia ?
5. Apa saja asas-asas ketahanan nasional ?
6. Apa saja ciri-ciri ketahanan nasional ?
7. Bagaimana sifat-sifat ketahanan nasional ?
8. Bagaimana kedudukan dan fungsi ketahanan nasional ?
9. Bagaimana mewujudkan Keberhasilan Ketahanan Nasional ?
1.3 Tujuan
Pentingnya
mempertahankan kemerdekaan bangsa Indoneisa dan dalam mencapai tujuan nasional.
Seluruh warga negara suata Bangsa harus mempunyai kesadaran bahwa
pentingnya hal tersebut. Di harapkan dengan penulisan makalah ini pembaca dapat
:
1. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga tanah air.
2. Memiliki kesadaran tentang pentingnya mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan.
3. Mempunyai keinginan untuk selalu mencapai atau mewujudkan apa yang
yang menjadi tujuan nasional.
1. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga tanah air.
2. Memiliki kesadaran tentang pentingnya mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan.
3. Mempunyai keinginan untuk selalu mencapai atau mewujudkan apa yang
yang menjadi tujuan nasional.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Dapat
mengetahui pengertian dari ketahanan nasional.
2. Mengetahui landasan ketahan nasional.
3. Mengetahui pokok-pokok pikiran tentang ketahanan nasional.
4. Mengetahiui ancaman bagi negara Indonesia.
5. Mengetahui asas-asas ketahanan nasional.
6. Mengetahui ciri-ciri ketahanan nasional.
7. Mengetahui sifat-sifat ketahanan nasional.
8. Mengetahui kedudukan dan fungsi ketahanan nasional.
2. Mengetahui landasan ketahan nasional.
3. Mengetahui pokok-pokok pikiran tentang ketahanan nasional.
4. Mengetahiui ancaman bagi negara Indonesia.
5. Mengetahui asas-asas ketahanan nasional.
6. Mengetahui ciri-ciri ketahanan nasional.
7. Mengetahui sifat-sifat ketahanan nasional.
8. Mengetahui kedudukan dan fungsi ketahanan nasional.
9. Mengetahui Keberhasilan Ketahanan Nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan
Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang
tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan
perjuangan nasional.
Ketahanan
nasional diartikan sebagai kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian
tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu,
diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakteristik
bangsa Indonesia.
Di bawah ini dijelaskan devinisi
dari bagian bagian ketahan nasional :
- Ketangguhan
Adalah
kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita
atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.
- Keuletan
Adalah
usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan
tersebut diatas untuk mencapai tujuan.
- Identitas
Yaitu
ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat
dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah
dengan penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran
internasionalnya.
- Integritas
Yaitu
kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial
maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.
- Ancaman
Yang dimaksud
disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan
usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.
- Hambatan
dan gangguan
Adalah
hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
2.2. Landasan Ketahanan Nasional
Landasan
ketahanan nasional di bagi menjadi tiga yaitu :
- Landasan Idiil
Landasan idiil ketahanan nasional adalah Pancasila sebagai dasar falsafah
dan ideologi negara. Dengan landasan tersebut maka tujuan atau cita-cita serta
pengembangan pemikiran tentang ketahanan nasional tidak dapat menyimpang dari
cita-cita untuk mewujudkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang
mencerminkan nilai-nilai pancasila.
- Landasan
Konstitusional
Landasan konstitusional ketahanan nasional adalah UUD 1945. Dengan landasan
konstitusional tersebut berarti bahwa ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah
yang menjadi pedoman dalam mengembangkan pemikiran serta dalam mewujudkan kondisi
ketahanan nasional harus didasarkan pada ketentuan UUD 1945 dan tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan tersebut.
- Landasan
Visional
Landasan visional ketahanan nasional adalah Wawasan Nusantara. Sebagai
landasan visional wawasan nusantara memberikan pedoman dalam pembinaan
ketahanan nasional, khususnya mengenai cara pandang yang benar tentang diri
bangsa Indonesia dengan segala kondisi obyektifnya, di tengah-tengah lingkungan
baik fisik maupun sosial, serta lingkungan regional maupun internasional.
2.3. Pokok-pokok Pikiran Tentang Ketahanan Nasional
Sebagai konsepsi, ketahanan nasional merupakan sebuah paradigma berpikir
dalam melihat, mensikapi, serta mengambil langkah-langkah dalam upaya pembinaan
kehidupan nasional. Paradigma berpikir ketahanan nasionalberintikan pokok-pokok
pikiran sebagaimana diuraikan di bawah ini.
1. Pendekatan Asta
Gatra
Pendekatan Asta
Gatra yaitu sebuah pendekatan yang melihat kehidupan nasional sebagai sebuah
sistem yang terdiri dari 8 (delapan) gatra yang saling mempengaruhi satu sama
lain. Dengan gatra itu meliputi aspek alamiah (tri gatra) dan aspek sosial
(panca gatra).
a. Aspek Alamiah
(Tri Gatra)
Aspek alamiah
ketahanan nasional terdiri dari :
1) Letak Geografis
Negara
2) Kekayaan Alam
3) Keadaan dan
Kemampuan Penduduk
b. Aspek Sosial (Panca
Gatra)
Aspek sosial
ketahanan nasional terdiri dari :
1) Ideologo
2) Politik
3) Ekonomi
4) Sosial budaya
5) Pertahanan dan
keamanan
2. Pendekatan
Kesejahteraan (Prosperity Approach) dan Pendekatan Keamanan (Security Approach)
Ketahanan nasional merupakan konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan dalam kehidupan nasional. Kesejahteraan dan keamanan
merupakan dua hal yang sangat sulit dipisahkan. Terpenuhinya kebutuhan hidup
sehari-hari tidak menjadikan seseorangmerasa bahagia apabila keamanannya tidak
terjamin. Sebaliknya seseorang tidak cukup dijamin hanya keamanannya, tanpa
disertai pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari secara baik. Atas dasar itu maka
upaya mewujudkan ketahanan nasional dilakukan dengan menyerasikan Pendekatan
Kesejahteraan (Prosperity Approach) dan Pendekatan Keamanan (Security Approach).
Bahwa kegiatan pembangunan sebagai upaya penciptaan kesejahteraan rakyat
memerlukan suasana yang aman dan tertib. Untuk itulah pendekatan keamanan
diperlukan. Namun pendekatan keamanan yang berlebihan akan menciptakan suasana
kehidupan yang “mencekam” yang
menghambat tumbuhnya kritik, saran, inisiatif, kreatifitas masyarakat, meskipun
keamanan sangat diperlukan dalam pembangunan sebagai upaya mensejahterakan
rakyat. Karena itulah dalam pelaksanaannya diperlukan keserasian dan
keseimbangan antara pendekatan kesejahteraan dan pendekatan keamanan.
3. Model Berpikir Komprehensif Integral
Pemikiran ketahanan nasional menggunakan model berfikir komprehensif
integral. Komprehensif berarti menyeluruh, sedangkan integral berarti menyatu.
Jadi model berfikir komprehensif integral yaitu model berpikir yang memandang,
menyikapi, dan berusaha menyelesaikan setiap masalah yang timbul dengen
memperhatikan keterkaitan berbagai aspek secara menyeluruh dan menyatu.
Pemikiran yang mendasari hal itu adalah bahwa kehidupan masyarakat atau
kehidupan negara merupakansuatu sistem.
Disadari pula bahwa dalam kehidupan tidak ada masalah yang berdiri sendiri,
bahkan tidak ada penyebab tunggal terjadinya masalah. Setiap masalah yang
timbul pasti berkaitan dengan berbagai penyebab yang saling berkaitan satu sama
lain. Dengan pemikiran komprehensif integral diharapkan dicapai penyelesaian
masalah secara menyeluruh dengan menjangkau berbagai aspek yan terkait, bukan
penyelesaian yang parsial atau sepotong-sepotong.
2.4. Beberapa Ancaman Dalam dan Luar Negeri
Beberapa
ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan
adadnya tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa. Berbagai
pemberontakan PKI, RMS (Republik Maluku Selatan), PRRI Permesta dan juga
gerakan sparatis di Timor- Timur yang pernah menyatakan dirinya berintegrasi
dengan Indonesia, meskipun akhirnya kenyataan politik menyebabkan lepasnya
kembali daerah tersebut.
Ancaman
sparatis dawasa ini ditunjukan dengan banyaknya wilayah atau propinsi di
Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka lepas dari Indonesia seperti Aceh,
Riau, Irian Jaya, dan beberapa daerah lain begitu pula beberapa aksi provokasi
yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai terjadinya berbagai kerusuhan yang
diwarnai nuansa etnis dan agama.
Gangguan
dari luar adalah gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau-pulau
kecil yang masih berada di didalam wilayah NKRI namun dekat dengan wilayah
negara lain. Bangsa Indonesia telah berusaha menghadapi semua ini dengan
semangat persatuan dan keutuhan, meskipun demikian gangguan dan ancaman akan
terus ada selama perjalanan bangsa, maka diperlukan kondisi dinamis bangsa yang
dapat mengantisipasi keadaan apapun terjadi di negara ini.
2.5. Asas - Asas Ketahanan Nasional
Asas-asan ketahan nasional terdiri dari :
a).Asas
kesejahteraan dan keamanan
Kesejahteraan
dan keamanan dapa dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan
kebutuhan manusia yang mendasar dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, system kehidupan nasional tidak
akan berlangsung. Dalam kehidupan nasional tingkat kesejahteraan dan keamanan
yang dicapai merupakan tolak ukur ketahanan nasional. Asas ini merupakan
kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun
masyarakat atau kelompok.
b).Asas komprehensif/menyeluruh terpadu
Artinya,
ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut
berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan
seimbang.
c).Asas kekeluargaan
Asas
ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan
tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam
hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan
real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari
konflik yang bersifat merusak/destruktif.
d).Asas
Mawas diri ke Dalam dan Mawas ke Luar.
Sistem
kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang
saling berinteraksi. Di samping itu, system kehidupan nasional juga
berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut
dapat timbul berbagai dampak, baik yang bersifat positif maupun negative. Untuk
itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun ke luar.
e).Mawas
ke Dalam
Mawas
ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional
itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk
meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal ini
tidak berarti bahwa Ketahanan Nasional mengandung sikap isolasi atau
nasionalisme sempit.
f).Mawas ke Luar
Mawas
ke luar bertujuan untuk dapat mengantisifasi dan berperan serta mengatasi
dampak lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi
dan ketergantungan dengan dunia internasional. Kehidupan nasional harus mampu
mengembangkan kekuatan nasional untuk memberikan dampak ke luar dalam bentuk
daya tangkal dan daya tawar. Interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam
bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
g).Asas Kekeluargaan
Asas
kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong
royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Asas ini mengakui adanya perbedaan. Perbedaan tersebut
harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembang
menjadi konflik yang bersifat saling menghancurkan.
2.6 Ciri-ciri Ketahanan Nasional
Merupakan
kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang. Difokuskan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan. Tidak hanya
untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam,
baik secara langsung maupun tidak.
Di
dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin
dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang
meliputi geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial
(pancagatra) yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan.
2.7. Sifat-sifat Ketahanan Nasional Indonesia
Ketahanan
nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam
landasan dan asas-asasnya, yaitu:
a).Mandiri
Ketahanan Nasional percaya pada kemanpuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidakmudahmenyerah dengan tumpuan pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa.
Ketahanan Nasional percaya pada kemanpuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidakmudahmenyerah dengan tumpuan pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa.
Kemandirian
(independency) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent).
b).Dinamis
Ketahanan Nasional tidaklah tetap, ia dapat meningkat atau turun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa, Negara serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Oleh karena itu, upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
Ketahanan Nasional tidaklah tetap, ia dapat meningkat atau turun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa, Negara serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Oleh karena itu, upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
c).Manunggal
Ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d).Wibawa
Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa. Dengan demikian diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan mendapat perhatian dari bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya. Berdasarkan dasar pemikiran diatas, maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional, maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kehidupan nasional.
Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa. Dengan demikian diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan mendapat perhatian dari bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya. Berdasarkan dasar pemikiran diatas, maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional, maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kehidupan nasional.
e).Konsultasi dan Kerjasama
Konsepsi
Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan
antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata tetapi lebih
mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama serta saling menghargai dengan
mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
2.8. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
Ketahanan
nasional mempunyai kedudukan dan fungsinya, antara lain:.
a).Kedudukan
Ketahanan Nasional merupakan suatu system yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasila sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstitusional dalam paradigma pembangunan nasional.
b).Fungsi
Ketahanan Nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter-regional (wilayah), inter-sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.
Ketahanan Nasional merupakan suatu system yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasila sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstitusional dalam paradigma pembangunan nasional.
b).Fungsi
Ketahanan Nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter-regional (wilayah), inter-sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.
2.9 Mewujudkan Keberhasilan Ketahanan Nasional
a).Politik Dalam Negeri
Cara
mewujudkan Ketahanan Nasional di bidang politik dilihat dari aspek politik
dalam negeri :
·
Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum.
Sistem pemerintah berdasarkan hukum,
tidak berdasarkan kekuasaan yang besifat absolut, kedaulatan di tangan rakyat
dan dilakukan sepenuhnya olehMPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat.
·
Mekanisme politik yang memungkinakan adanya perbedaan
pendapat.
Mekanisme politik memungkinkan
adanya perbedaan pendapat, namun perbedaan pendapat tidak menyangkut nilai
dasar sehingga tidak berseberangan yang dapat menjurus kepada konflik fisik.
Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam masyarakat
dengan tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara.
·
Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah
dan masyarakat
Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan anatarkelompok atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk mencapau tujuan nasional dan kepentingan nasional.
Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan anatarkelompok atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk mencapau tujuan nasional dan kepentingan nasional.
b).Politik Luar Negeri
·
Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama
interansional di berbagai bidang
·
Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas
dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerjasama antarnegara
·
Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan
dengan pembenahan sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
·
Perjuangan bangsa Indonesia yang menyakut kepentingan
nasional
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Simpulan
Negara
Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai suku dan bangsa,
terdiri dari banyak pulau-pulau dan lautan yang luas. Jika kita sebagai warga
negara ingin mempertahankan daerah kita dari ganguan bangsa/negara lain, maka
kita harus memperkuat ketahanan nasional kita.
Ketahanan nasional adalah cara
paling ampuh, karena mencakup banyak landasan seperti : Pancasila sebagai
landasan ideal, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dan Wawasan Nusantara
sebagai landasan visional, jadi dengan demikian katahanan nasional kita sangat
solid.
Kita sebagai warga negara Indonesia wajib melaksanakan ketahanan negara
untuk mencapai identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mengejar tujuan nasionalnya.
3.2 Saran
Ketahanan
nasional adalah hal mutlak yang harus dimiliki setiap bangsa. Jika bangsa
Indonesia ingin mempertahankan Negara dari ganguan bangsa/negara lain, maka
harus memperkuat Ketahanan Nasionalnya. Dengan memperkuat Ketahanan Nasional
merupakan cara paling ampuh, karena telah mencakup banyak landasan seperti;
Pancasila sebagai landasan ideal, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dan
wawasan nusantara sebagai landasan visional.
Selain itu kita sebagai warga Negara Indonesia menjadi tahu apa
arti penting ketahanan nasional, maka dari itu kita khususnya sebagai penerus
bangsa harus menjaga ketahanan nasional dengan baik,selalu ada sehingga
ketahanan nasional tidak mengalami kepunahan.
DAFTAR PUSTAKA
Zubaidi, H. Achmad, dkk.2002.PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Yogyakarta:
Paradigma.
Sunarto, dkk. 2013. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI
PERGURUAN TINGGI. Semarang : Pusat Pengembagan MKU/MKDK-LP3 Universitas
Negeri Semarang.
http://emperordeva.wordpress.com/about/ketahanan-nasional/
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=2046&Itemid=694
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=2046&Itemid=694
Langganan:
Postingan (Atom)